Penjuang Skripsi : Mencari Suara Udang

Fadil, mahasiswa angkatan 2021, sudah lama berdamai dengan kenyataan pahit: skripsinya lebih lama dari hubungan rata-rata di kampus. Setahun sudah sejak proposal diajukan, tapi naskah lengkap tak kunjung jadi. Apakah karena dia malas? Oh tidak. Fadil bukan pemalas—dia hanya terlalu ambisius… atau terlalu sayang sama udang.

Awalnya semua berjalan normal. Judul penelitiannya sederhana dan bisa dipahami manusia normal: “Evaluasi Perbedaan Hasil Panen Udang Berdasarkan Asal Benih yang Dipergunakan.” Tapi entah kerasukan apa, tiba-tiba dia banting setir jadi “Ingin Mendengarkan Suara Udang Saat Lapar.”

Iya, kamu tidak salah baca. Suara. Udang. Lapar.

“Awalnya sih mau mempelajari bahasa udang,” katanya santai, “Tapi tidak ada referensi yang mendukung”

Kini Fadil menghabiskan hari-harinya merakit alat untuk menangkap suara udang. Alatnya udah kayak campuran antara mic konser, sonar kapal selam, dan bekas kabel setrika. Sudah dicoba berkali-kali, tapi hasilnya nihil. Kadang terdengar suara “krek-krek”, tapi setelah dicek ternyata itu suara perut Fadil sendiri.

“Mungkin alatnya kurang peka,” katanya sambil ngelus-ngelus headset, “atau mungkin udangnya emang introvert.”

Bersama teman-teman dari Teknik Informatika, Fadil mencoba segala hal: ngatur frekuensi, nyari noise-canceling terbaik, sampai diskusi sama ahli akustik dari negeri China. Pernah juga coba kasih makan udang jam 2 pagi, siapa tahu udangnya lebih talkative pas sahur.

Tapi tetap saja, udangnya diam seribu kata.

Dia sempat galau. Ingin menyerah. Tapi rasa penasaran mengalahkan logika. Karena gimana kalau ternyata udang memang bisa ngomong? Gimana kalau selama ini kita cuma kurang mendengar?

Kini, di tengah akuarium dan rangkaian kabel kusut, Fadil masih berjuang. Setiap hari dia berdoa—bukan agar bisa lulus cepat, tapi semoga suatu saat ada satu udang yang buka suara dan berkata, “Aku lapar, Mas.”

Yudisium makin dekat. Tahun makin habis. Tapi semangat Fadil tetap membara. Karena katanya, “Kalau gagal itu biasa. Tapi gagal karena udang pendiam? Itu sakitnya beda.”

Kalau suatu hari kamu ke kolam percobaan dan dengar suara aneh, jangan panik. Itu bukan hantu.

Itu cuma Fadil, lagi menunggu udang buka suara.

Pejuang Skripsi